Ada dua cara dalam menyajikan hidangan pernikahan adat Jawa, yaitu prasmanan atau piring terbang. Piring terbang adalah sebutan lain untuk penyajian hidangan yang dilayni oleh staff, nantinya hidangan yang disajikan akan diantarkan oleh staf yang sudah dintujuk untuk diantar ke meja tamu. Tetapi seiring berkembangnya zaman, penyajian piring terbang kini sudah jarang ditemukan.
Orang-orang lebih suka prasmanan, dimana penyajian hidangan yang disiapkan di atas meja makan, dan tamu undangan diberikan kebebasan untuk mengambil dan memilih hidangan sesuai keinginan mereka sendiri.
Tetapi tidak jarang juga, ditemukan penyajian hidangan yang menggabungkan dua metode, yaitu prasmanan dan piring terbang. Biasanya, snack ringan dibagikan langsung oleh staf, dan makan besar disajikan secara prasmanan.
~Baca juga : Kedai handuk, spesial gift made for you, ukuran handuk
Menu Hidangan Pernikahan Yogyakarta
Bicara tentang prasmanan tentunya kurang afdol apabila tidak membahas menu hidangan pernikahan. Di pernikahan adat Jawa ada beberapa menu khas yang kerap disajikan mengikuti tradisi. Berikut adalah hidangan pernikahan adat Jawa :
1. Nasi Kuning
Nasi kuning atau tumpeng biasa disajikan sebagai bentuk rasa syukur, begitu pun dalam pernikahan adat Jawa. Nasi kuning dibuat dengan beras yang dimasak dengan kunyit, dan rempah-rempah lain, kemudian disajikan dalam nampan besar. Nasi ini nantinya akan dibentuk kerucut, dan inilah yang disebut dengan tumpeng.
Tumpeng sendiri memiliki maknsa kesucian, kemurnian, dan keharmonisan dalam pernikahan. Tumpeng juga melambangkan rasa syukur dan doa untuk keberkahan dalam kehidupan berumah tangga.
~Baca juga : Grosir Handuk Jogja, Harga Bersahabat, Kualitas jempolan dan layanan nomer 1
2. Bubur Sumsum
Terbuat dari berar putih yang dicampur ketan, bubur sumsum biasanya dihidangkan pada hidangan pernikahan adat Jawa. Cara memakan bubur ini adalah dengan menuangkan juruh atau lelehan air gula jawa di atas bubur.
Bubur sumsum sendiri memiliki arti kesucian dan kesejahteraan yang diharapkan mampu membawa makna tersebut ke dalam pernikahan.
~Baca juga : UKURAN HANDUK, gift handuk, handuk hotel
3. Lemper
Lemper. Salah satu jajanan pasar yang kerap kali ditemui dalam berbagai acara termasuk pada pesta pernikahan adat Jawa. Lemper terbuat dari beras ketan yg diisi dengan suwiran ayam, dan dibungkus dengan daun pisang.
Tidak hanya itu, ternyata kemper sendiri adalah singkatan dari kalimat bahasa Jawa, “yen dilem. atine ojo memper”, yang artinya “kalau dipuji, hatinya jangan sombong”. Kehadiran lemper sebagai hidangan pernikahan adat Jawa sendiri sebagai pengingat untuk kedua mempelai untuk tetap rendah hati.
~Baca juga : 4 Pakaian Adat Jawa dalam Pernikahan, happy wedding, souvenir 1000 hari
4. Jadah dan wajik
Selain lemper, ada juga jadah dan wajik yang sama-sama terbuat dari beras dan ketan. Bedanya, jadah dan wajik tidak memiliki isian ataupun dibungkus dengan daun pisang. Jajan pasar ini memang seperti hidangan pernikahan adat jawa ya….
Jadah dan wajik sendiri adalah dua jenis makanan yang sama, hanya berbeda rasa dan warna. Jadah memiliki warna putih dengan rasa gurih, sedangkan wajik berwarna coklat dan memiliki rasa yang manis. Jadah dan wajik ini melambangkan kedua mempelai, dan diharapkan agar selalu lengket berduaan terus, sesuai dengan tekstur jadah dan wajik. Lengket.
~Baca juga : Souvenir Special untuk Hari Special, ukuran handuk, souvenir pernikahan
Hidangan Yang Tidak Pantas untuk Disajikan dalam Pernikahan Adat jawa
Dalam adat pernikahan Jawa, ada juga hidangan-hidangan yang baiknya tidak disajikan, untuk menghindari soal atau menghormati kepercayaan yang di anut dalam adat istiadat. Berikut hidangan yang baiknya tidak disajikan di pernikahan adat Jawa :
1. Daging Babi
Budaya jawa mayoritas diisi oleh penganut agama Islam atau Hindu, dan daging babi haram dikonsumsi dalam kepercayaan mereka. Untuk menghormati, sebaiknya hindari menyajikan daging babi di pesta pernikahan adat Jawa.
2. Daging Sapi Betina yang Belum Kawin
Dalam beberapa tradisi Jawa, penggunaan daging sapi yang belum dikawinkan harus dihindari, karena sapi menyimbolkan kesuburan dan keberuntungan dalam pernikahan. Sebaiknya, gunakan sapi jantan saja atau sapi betina yang sudah kawin.
3. Hidangan pernikahan adat jawa yang Mengandung Darah: Dalam beberapa tradisi Jawa, mengonsumsi hidangan yang mengandung darah dianggap tidak baik atau kurang sopan dalam konteks pernikahan. Hindari hidangan seperti steak mentah atau hidangan lainnya yang masih mengandung darah.
5. Hidangan Tidak Halal: Jika pernikahan diadakan oleh pasangan yang menganut agama Islam, pastikan hidangan yang disajikan adalah hidangan yang halal.
Nah, itu dia hidangan pernikahan adat Jawa yang bisa kamu jadikan referensi pernikahanmu. Kira-kira kamu mau membuat hidangan pernikahan adat jawa yang seperti apa, nih?
~Baca juga : Souvenir Pernikahan Anti Bikin Kecewa, happy wedding, ukuran handuk
Baca juga : Ukuran Handuk , souvenir 1000 hari, handuk hotel, gift handuk, souvenir siraman, handuk kelulusan, handuk tunangan, handuk kenaikan pangkat, handuk anak panti, handuk ukuran dewasa, handuk nordik, handuk olahraga ping pong, handuk ulang tahun