Di Indonesia yang kaya akan ragam suku dan budaya ini memiliki keunikannya sendiri-diri baik dari bahasa maupun tradisi. Seperti contohnya pada adat pernikahan, selain adat Sunda dan Jawa tentunya masih banyak adat pernikahan lain yang tidak kalah unik. Salah satunya adalah prosesi sangjit.
Sebuah pernikahan biasanya memiliki urutan prosesi yang harus dilakukan sesuai dengan aturan adat yang dimiliki oleh kedua calon mempelai. Begitu pun dengan sangjit yang dimiliki oleh etnis Tionghoa.
Wah, prosesi apa, ya ini? Jadi guys, sebenarnya prosesi sangjit ini merupakan prosesi seserahan yang diberikan mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan sebulan sebelum hari pernikahan, dan dilaksanan pada jam 10 pagi sampai jam 1 siang.
Ngga cuma itu, yang unik dari prosesi pernikahan ini adalah bahwa tiap seserahan yang diberikan memiliki aturan dan maknanya sendiri, lho.
Yuk, kita bahas sama-sama!
1. Baki atau Nampan pada Prosesi Sangjit
Jumlah baki yang diserahkan harus berjumlah genap, kecuali angka 4 yang memiliki arti kematian. Baki yang digunakan pun biasanya berwarna merah yang melambangkan kebahagian dan kegembiraan.
2. Satu Set Pakain dan Kain
Memberikan pakaian dan kain kepada mempelai perempuan melambangkan bahwa mempelai pria sanggup memenuhi kebetuhan sandang pihak perempuan. Selain pakaian dan kain, biasanya juga diisi dengan barang lain seperti tas dan sepatu.
3. Kosmestik dan Perlengkapan Mandi
Baki yang ini menyimbolkan harapan agar mempelai wanita bisa merawat diri. Sebetulnya, kamu bisa memilih kosmetik saja atau perlengkapan mandi saja, tetapi juga bisa untuk memilih keduanya.
Pada bagian ini, kamu bisa menyelipan bordir pada handuk kamu supaya lebih berkesan. Kamu bisa memilih handuk couple motif dengan ukuran handuk besari, yaitu 70×140 cm.
4. Perhiasan
Ini wajib, ya guys, karena perhiasan dalam prosesi sangjit merupakan simbol pengikat antara kedua pasangan. Selain itu, perhiasan juga memiliki arti keberuntungan dalam pernikahan. Biasanya diserahkan dalam satu rangkaian, seperti kalung, cincin, anting, dan gelang. Oh, iya! Yang paling penting berat dari perhiasan tidak boleh mengandung angka 4, ya.
5. Uang Susu dan Uang Pesta
Di prosesi sangjit ada juga yang namanya uang susu. Uang susu diberikan kepada orang tua mempelai perempuan sebagai ucapan terima kasih karena telah membesarkan dan merawat mempelai perempuan. Nantinya orang tua mempelai perempuan akan mengambil uang susu separuh atau semuanya.
Sedangkan uang pesta adalah uang yang digunakan untuk resepsi. Uniknya, jumlah uang pesta ini disesuaikan dengan usia mempelai perempuan. Jadi, misal usia mempelai perempuan 27 tahun, maka jumlah uang pesta adalah Rp270 ribu, Rp2,7 juta atau Rp27 juta dan begitu seterusnya.
6. Buah-buahan Segar
Pada baki ini, jumlah buahnya pun diatur, yakni 12 atau 18 buah. Biasanya juga berisikan apel, jeruk atau pir yang melambangkan kedamaian, rezeki, dan kesehatan.
7. Dua Pasang Lilin Merah
Dua pasang lilin dengan gambar naga (liong) dan burung phoenix (hong) ini nantinya akan diikat dengan pita merah. Lilin dan pita merah menyimbolkan perlindungan dan dipercaya sebagai penangkal energi negatif.
8. Sepasang Kaki Babi
Kaki babi melambangkan keselamatan dan dipercaya mampu mengusir kesialan. Tetapi, kaki babi ini bisa diganti dengan makanan kaleng misalnya leci kaleng, sejumlah delapan sampai duabelas kaleng dan kacang polong sejumlah enam sampai duabelas biji.
9. Kue Manis
Kue manis yang bertekstur lengket seperti kue keranjang menyimbolkan harapan kehidupan perkawinan yang harmonis, rezeki yang melimpah, dan keberuntungan.
10. Dua Botol Arak
Baki terakhir berisi dua botol arak yang menjadi simbol keberuntungan bagi orang tua mempelai perempuan. Nantinya, pihak perempuan akan membalas dengan dua botol sup merah.
Tidak hanya sampai sini, sangjit atau seserahan ini nantinya akan dikembalikan separuh oleh pihak perempuan. Ini menyimbolkan bahwa, keluarga dari pihak perempuan masih ingin berhubungan dengan mempelai perempuan.
Menurut kepercayaan mereka, mengambil seluruh sangjit berarti menyerahkan mempelai perempuan sepenuhnya kepada keluarga pria, ini berarti sama saja dengan memutus hubungan keluarga dengan mempelai perempuan.
Nah, gimana guys? Unik, kan prosesi sangjit ini? Meski kelihatanya banyak sekali aturannya toh itu demi kebaikan kedepannya juga, kan? Jadi ngga masalah, deh! Justru itu yang bikin unik ngga, sih?